Senin, 05 September 2011

Cinta dalam sekotak nasi goreng



pagi ini. jam 4.50, selesai sholat subuh.
baru inget kalo kemaren udah janji mau membuatkan bekal utk si abang. niatnya siiii mau bikin roti tawar goreng isi coklat-keju, apa daya kehabisan telor ayam. cuma ada sebutir telor ayam kampung nan mungil. mana cukup utk bikin setidaknya 4 porsi roti.
tengok magic jar, hmm.. masih ada banyak nasi. akhirnya terpikir bikin nasi goreng telor ceplok aja lah..

"cooking is passion, art, and attitude" kata chef mandiv. kata saya sih.. "memasak itu yg penting harus pake hati"
dan akhirnya, dgn sepenuh hati, di dapur yg gelap gulita krn kebetulan lampunya tiba2 mati itu sy masak. oh, bukan.. lebih tepatnya "memasak utk seseorang". mmm.. "seseorang yg spesial", if i may add.. :)
ceplok telor, goreng nasi, dengan ditambah kecap dan saos sambal, seperti kesukaanya. memasukkan bekal sederhana dalam sebuah kotak makan, dgn menambahkan tulisan di atas sebuah kertas berbentuk hati "hope you like it.. enjoy.. :)"

jam 6.30. si abang dateng menjemput, seperti biasa, berangkat kerja bareng-bareng.
"lho? kok kotak bekalnya banyak banget?"
"ng, iya.. soalnya jadinya bikin nasi goreng. tapiii ga tau rasanya gmn, kan lagi puasa, jd ga bisa nyicip. aku ga tau kurang asin ato ga, kurang pedes ato ga. itu tadi tak bawain saos sambel di gelas mininya kalo masih kurang pedes" kata saya.
"ga papa, aku apa aja mau kok.. belajar prihatin, aku ga mau milih2 makanan. latihan bwt besok"

sy tau, "besok" yg dia maksud adalah satu tahun lagi, tepatnya 8 bulan sekian hari dari hari ini.
hari di mana status kami (Insya Allah) akan berganti.
dari "nona" menjadi "nyonya".
dari "anak" menjadi "calon orang tua".
di mana kalo kehabisan uang kami udah ga bisa merengek-rengek ke orang tua kami lagi.
di mana tanggung jawab kami beralih dari ayah-ibu kami ke keluarga kecil kami sendiri.
di mana setiap hari sy harus bangun sepagi ini, membuatkan sarapan dan bekal untuknya, sebelum akhirnya mencium tangannya utk berangkat kerja.

"latihan", lebih tepatnya "persiapan". sy belajar bangun pagi, beres2, masak dll. sebagaimana abang, belajar menjadi imam utk sy, belajar menghidupi keluarganya kelak, dgn mulai nabung sedikit demi sedikit utk persiapan setelah hari "H", the life after the honeymoon, krn kami ga pengen ngrepoti orangtua/mertua lagi.
hampir setiap hari berangkat pagi, pulang sore, itupun kadang masih lembur di rumah, mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus.
terharu rasanya kalo berpikir, suatu ketika, setiap peluh yg menetes itu akan dia gunakan utk menghidupi sy dan anak-anaknya.

sy bangga sama dia.
menjalani tahun demi tahun bersama. 6 tahun lebih tepatnya.
melewati masa kenakan-kanakan dan proses pendewasaan bersama.
hingga kami menjadi seperti sekarang.

"aku jadi khawatir, gimana kalo yg tak tabung selama ini ga bisa cukup utk menghidupi kalian nantinya?"
sy jawab "Gusti Alloh mboten sare, mas.. rejeki kan bisa dicari"

pasrah, bukan menyerah. seperti apa masa depan kami nantinya, hanya Tuhan yang tau..
semoga baik-baik saja, semoga diberi kemudahan.
amin.


gambar diambil dari http://ceritacelotehku.blogspot.com/2010/11/masakan.html

4 komentar: