
pada suatu ketika, kami adalah jiwa yg berserak. terpisah ruang, waktu, dan terutama rasa..
hingga akhirnya menjadi dua pasang jiwa yang terikat dalam empat raga. yg pernah tertawa bersama, dalam sebuah perjalanan bernama kehidupan.
dua pasang. berjalan bersama, sepasang-sepasang, namun menapaki titian rel yang berbeda. kami membiarkan mereka berjalan di depan, dan kami belakangan.
ketika jalanan di depan mereka mulai sulit dilalui, ketika langkah mereka mulai melambat, kami berhenti. tidak membiarkan diri kami mendahului meski itu berarti perjalanan kami menjadi tidak selambat yg seharusnya.